Jakarta, Indonesia - Ditengah merebaknya pandemi COVID-19, tidak ada yang lebih penting sekarang ini daripada solidaritas dan kerja sama antarnegara untuk memerangi COVID-19 secara efektif. Untuk itu, ASEAN kembali mengadakan dialog dengan negara-negara mitra kuncinya, yang kali ini adalah dengan Australia guna mengintensifkan kerjasama menanggulangi COVID-19 di kawasan pada Senin (18/05/2020).

Pertemuan ke-32 ASEAN-Australia Forum yang dilakukan secara telekonferensi, selain membahas berbagai isu untuk memperkuat kerja sama kemitraan strategis kedua belah pihak di masa mendatang, juga secara khusus membahas isu COVID-19.  Indonesia menyampaikan kemajuan dan tantangan penanganan COVID-19 di kawasan, serta mendorong pentingnya kerja sama sektor kesehatan antara ASEAN dengan Australia. 

“Menghadapi pandemi COVID-19, untuk jangka pendek, ASEAN dan Australia perlu melakukan kerja sama di bidang penyediaan dan distribusi peralatan kesehatan serta pendanaan penanganan pandemi,” tegas Dirjen Kerja Sama ASEAN, Jose Tavares sebagai Ketua Delegasi Indonesia.

Dirjen Tavares juga menggarisbawahi keseriusan Indonesia dalam penanganan COVID-19 dan mendorong ASEAN-Australia untuk mengatasi efek pandemi melalui penemuan dan penyediaan vaksin. Selain itu, disampaikan pentingnya ASEAN dan Australia mendukung upaya serupa yang dilakukan kelompok ahli di Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Untuk jangka panjang, ASEAN-Australia perlu fokus pada pemulihan ekonomi, salah satunya melalui percepatan ekonomi digital dan Industri 4.0. Di bidang pembangunan kapasitas, pembangunan SDM di sektor kesehatan adalah hal konkrit yang perlu menjadi prioritas negara-negara ASEAN dengan Australia ke depan.

Pada pertemuan tersebut, Indonesia memimpin diskusi terkait perkembangan kawasan dan isu-isu maritim regional. Di tengah ketegangan antara negara-negara besar, ASEAN dan Australia perlu terus berpegang teguh pada multilateralisme.  “ASEAN Outlook on the Indo-Pacific" (AOIP) mengandung prinsip-prinsip sekaligus kerja sama konkrit yang diharapkan dapat diikuti oleh semua negara di kawasan Indo-Pasifik” ujar Dirjen Tavares.

Isu Laut China Selatan juga menjadi salah satu pembahasan. Indonesia kembali menyerukan agar semua pihak yang bertikai tetap mempertahankan rasa saling percaya dan menahan diri, termasuk dengan menghormati proses diplomatik dan hukum internasional yang berlaku. 

“Stabilitas dan keamanan di Laut China Selatan hanya dapat terwujud jika negara-negara patuh terhadap komitmen pelaksanaan Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) yang telah disepakati serta Prinsip-prinsip dan Hukum Internasional yang berlaku,” ujar Dirjen Tavares.

Lebih lanjut, Indonesia menegaskan pentingnya Kemitraan Strategis ASEAN-Australia untuk menjamin perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik.  Kemitraan ASEAN-Australia dibentuk sejak tahun 1974. Bidang kerja sama prioritas dalam kerangka Kemitraan Strategis ASEAN-Australia antara lain kontra-terorisme, perdagangan bebas, dan pendidikan.