(Medan,12/12/2018). Sebagai upaya agar masyarakat, khususnya di kalangan akademisi dan mahasiswa yang kelak menjadi pelaku ekonomi Indonesia, lebih mengenal dan memanfaatkan ASEAN menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025, Kementerian Luar Negeri cq. Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI)  bekerja sama dengan Universitas Sumatera Utara (USU) menyelenggarakan kegiatan Kuliah dan sosialisasi dengan sorotan utama perkembangan kerja sama perikanan di ASEAN. Sorotan bidang perikanan diambil mengingat lokasi Provinsi Sumatera Utara yang strategis di Selat Malaka, berbatasan langsung dengan wilayah laut negara-negara ASEAN lainnya.

Kegiatan dibuka resmi oleh Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Budiman Ginting, S.H. M.Hum, selaku koordinator Pusat Studi ASEAN (PSA) USU, dan dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dari kalangan akademisi dan mahasiswa Universitas Sumatera Utara dari berbagai fakultas. Bertindak sebagai pembicara adalah Duta Besar Chilman Arisman dengan paparan mengenai perkembangan dan pemanfaatan Masyarakat Ekonomi ASEAN menuju MEA 2025, dan Rifky Setiawan, Kepala Bagian Kerja Sama Regional dan Multilateral, Biro Humas dan Kerja, Sama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang membawakan paparan mengenai capaian keberhasilan dan tantangan dalam kerja sama perikanan di ASEAN menuju Masyarakat ASEAN 2025. Jalannya Kuliah Umum dan diskusi dimoderatori oleh Yudi Fitriandi, Kasubdit Kerja Sama Komoditi dan Sumber Daya Mineral Dit. KSEA, Kemlu RI.

Dekan Fakultas Hukum USU dalam sambutan pembukaannya mengharapkan agar kuliah umum kali ini akan membuka wawasan para akademisi dan mahasiswa yang hadir mengenai hasil-hasil kerja sama yang telah dicapai oleh ASEAN dalam rangka menuju Masyarakat ASEAN 2025. Dia juga menukil pentingnya penguatan kerja sama bidang maritim dan perikanan terutama di wilayah-wilayah sekitar selat malaka, mengingat banyaknya pelanggaran-pelanggaran hukum internasional di laut oleh negara-negara tetangga, seiring upaya pemerintah RI memperkuat diplomasi maritim dan perikanan di Indonesia.

Pada kesempatan ini, Duta Besar Chilman Arisman menyampaikan berbagai kemajuan yang telah dicapai dalam kerja sama ekonomi di ASEAN dan menjadi peluang besar bagi para pelaku ekonomi di Indonesia untuk melakukan penetrasi ke pasar ASEAN.  Melalui liberalisasi tarif ASEAN saat ini yang mencapai 96,07% pos tarif, pengusaha Indonesia dapat menikmati bea masuk 0% untuk hampir seluruh produk. Terlebih, tambahan pasar sebesar 340 juta juga merupakan peluang yang sangat besar bagi pelaku usaha indonesia untuk memasarkan produknya ke ASEAN. Disampaikan pula bahwa Kemlu RI akan senantiasa mendukung kepentingan Indonesia dalam kerja sama ASEAN, baik kepada para pemangku kepentingan di dalam negeri maupun fasilitasi di luar negeri melalui perwakilan-perwakilan yang ada.

Terkait kerja sama maritim dan perikanan, narasumber KKP Rifky Setiawan antara lain menyampaikan bahwa dalam rangka menghadapi MEA, KKP telah melakukan beberapa kebijakan penguatan kelembagaan dan Posisi Kelautan dan Perikanan misalnya melalui pengembangan jasa dan investasi perikanan di pulau-pulau kecil terluar Indonesia, pembentukan Pusat Pengembangan Kemitraan Kelautan dan Perikanan ASEAN (MEA Center) untuk memperkuat kemitraan antar negara, wilayah dan daerah, penguatan daya saing kelautan dan perikanan dalam negeri, serta penguatan pencegahan dan pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing (IUU-Fishing).

Terkait kerja sama Sektor Kelautan dan Perikanan di ASEAN, KKP juga memfokuskan diri untuk memperkuat ketahanan pangan, memperluas perdagangan intra dan ekstra ASEAN, memperkuat daya saing produk produk perikanan, meningkatkan kerja sama di bidang alihteknologi dengan organisasi internasional maupun regional dan sektor swasta, serta meningkatkan jejaring dan kerja sama di bidang Kelautan dan Perikanan.

Sumber foto Thumbnail dan slider utama: Nguyen Linh dari  Unsplash