Mataram, Nusa Tenggara Barat: “Nusa Tenggara Barat diberkahi dengan keindahan alam nan elok yang berpotensi tinggi untuk meningkatkan manfaat ekonomis. Potensi besar ini perlu kita aktualisasikan menjadi program-program riil, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi ASEAN, sehingga memberikan multiplier effect yang positif dan nyata bagi masyarakat." Hal tersebut ditekankan dengan lugas oleh Staf Ahli Menteri Luar Negeri bidang Diplomasi Ekonomi pada rangkaian kegiatan Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kementerian Koperasi dan UKM, Bank Indonesia, dan Bank Negara Indonesia, Politeknik Pariwisata Lombok serta Google Indonesia.

Dalam usaha mengimplementasi komitmen Indonesia di ASEAN dan meningkatkan efisiensi serta produktivitas sekaligus daya saing UMKM, Kementerian Luar Negeri c.q. Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN telah melaksanakan program pelatihan kepada pemangku kebijakan, pelaku dan asosiasi UMKM, serta mahasiswa sebagai calon agent of change untuk isu nasional di Nusa Tenggara Barat. Kuliah umum serta pelatihan akan dilaksanakan dengan kerja sama dari kementerian dan lembaga pemerintah pusat terkait, pemerintah daerah universitas, kalangan bisnis, maupun UMKM binaan terpilih dengan potensi tinggi. Diharapkan melalui program ini, sektor UMKM Indonesia, Nusa Tenggara Barat khususnya, dapat memperoleh pengetahuan, praktik bisnis, serta access of finance yang lebih tepat untuk menjadi bagian regional/global value chain (RGVC) Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Kegiatan ini menarik perhatian besar pemangku kebijakan Nusa Tenggara Barat khususnya yang bergerak dalam bidang pemberdayaan sumber daya manusia UMKM Pariwisata. Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ir.Rosyadi H. Sayuti, M.Sc, Ph.D menyatakan bahwa sebagai world destination for Halal Tourism, para stakeholders Nusa Tenggara Barat tengah bahu membahu dalam menyiapkan konsep yang strategis untuk mengembangkan sektor pariwisatanya dengan branding Pulau Seribu Masjid. Kegiatan Direktorat Kerja Sama Ekonomi ini dinilai sangat tepat karena membahas isu mengenai pemberdayaan manusia, pengembangan pariwisata, dan UMKM. Isu-isu yang selama ini menajdi perhatian utama Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Konsep strategis pengembangan sumber daya manusia yang bergerak di UMKM Pariwisata ini ini tentunya akan menjadi optimal dengan pemanfaatan teknologi yang tepat serta akses keuangan yang memudahkan pelaku UMKM pariwisata. Dalam hal ini Google Indonesia dan BNI secara bersinergi melakukan capacity building kepada akademisi, pelaku usaha, serta pemangku kebijakan untuk dapat mengembangkan usaha dengan teknologi yang ramah guna.

Di ASEAN, secara statistik UMKM Indonesia memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi dengan jumlah UMKM terbanyak. Dengan kontribusi penyerapan tenaga kerja sekitar 50—97%;  kontribusi terhadap PDB sekitar 30—60%, serta kontribusi  terhadap ekspor sekitar 19—31% Indonesia kini secara aktif mengambil peran dalam regional value chain (RVC) Masyarakat Ekonomi ASEAN.

UMKM dan pariwisata merupakan sektor strategis lintas isu yang sangat unggul namun belum tergarap dengan baik. Pemanfaatan konsep pengembangan one program fits for all merupakan pendekatan yang kurang tepat. Dengan mengembangkan rencana dan strategi bisnis UMKM pariwisata serta sumber daya manusianya sesuai dengan kearifan lokal maka diharapkan pertumbuhan ekonomi tetap bersinergi dengan keadaan sosial budaya masing-masing daerah di seluruh Indonesia.  Dengan tersusunnya platform yang komprehensif namun fleksibel, diharapkan sektor-sektor ini dapat meningkatkan daya saing Indonesia di ASEAN.

Selengkapnya: Kementerian Luar Negeri RI