Deklarasi “Culture of Prevention” atau Budaya Pencegahan telah dicanangkan para Pemimpin Negara-Negara ASEAN pada saat KTT ASEAN ke 31 tanggal 13 November 2017 di Manila. Diantara elemen budaya pencegahan tersebut adalah tentang Lingkungan Hidup dan Kesehatan.

Dalam kaitan tersebut Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN (KSBA) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Makassar mengadakan kegiatan Forum Sosial Budaya berupa Diskusi Kebijakan dan Konsultasi Publik di Pemkot Kota Makassar pada 22 November 2018 dengan topik environmentally sustainable cities. Para pembicara pada Diskusi adalah Direktur Kerja Sama Sosial dan Budaya ASEAN (KSBA) Kemlu, Riaz J.P. Saehu, Staf Ahli Walikota Makassar Prof Dr. Ir. Ananto Yudono, M. Eng. sekaligus Ketua Program Studi S3 Arsitektur Universitas Hasanuddin, Staf Pengajar/Perwakilan Pusat Studi ASEAN Universitas Hasanuddin, Drs. Aspiannar Masrie, M.Si, serta wakil Direktorat Pengelolaan Sampah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ujang Solihin Sidik dan wakil Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kemlu, Nur Rokhmah Hidayah.

Pagi hari sebelum diadakan Diskusi, Walikota Makassar berkesempatan menerima Direktur KSBA di Kediaman yang antara lain menjelaskan gambaran umum Kebijakan Pemerintah Kota Makassar diantaranya terkait dengan isu lingkungan dan Kesehatan. Kota Makassar telah menerapkan program Bank Sampah sejak tahun 2015. Selain mengurangi sampah, Bank Sampah mempunyai nilai ekonomis bagi warga serta dapat mengedukasi warga untuk tidak membuang sampah sembarangan. Di bidang Kesehatan, Kota Makassar telah menerapkan fasilitas Home Care dimana Petugas akan mendatangi langsung rumah pasien untuk memeriksa kesehatan dengan menelpon 112. Untuk pelayanan ini telah disiapkan 48 armada bernama Dottoro'ta atau dokter kita dengan alat untuk melihat kondisi Pasien serta tele-medicine untuk memudahkan dokter memeriksa pasien dalam jarak jauh.

Diskusi dibuka oleh Pejabat Sementara (Pjs) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar, Ibu Naisyah Tun Azikin mewakili Walikota Makassar dan dihadiri lebih 180 pengunjung terdiri dari Kepala SKPD dan Camat se Kota Makassar, Pegawai Pemkot Makassar, Lembaga Swadaya Masyarakat, Media, Mahasiswa dan Pelajar.  Seiring dengan ditetapkannya Makassar sebagai salah satu bagian ASEAN Smart City Network (ASCN) pada saat KTT ASEAN ke-33 tanggal 13-15 November 2018 di Singapura, Pjs. Sekda Makassar mengatakan antara lain bahwa konsep Smart City dengan berbasis pada teknologi dan informasi dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan di tiap daerah, terutama pada penanganan masalah kamacetan, keamanan, kesehatan maupun permasalahan dalam pengelolaan sampah di masyarakat.

Dalam Diskusi tersebut, Direktur KSBA menjelaskan tentang perkembangan terkini, utamanya Deklarasi „Culture of Prevention“ terutama terkait dengan isu lingkungan dan kesehatan. Disampaikan lebih lanjut bahwa Kota Makassar telah mampu menjawab tantangan-tantangan Kota dengan melakukan berbagai terobosan dalam melaksanakan kebijakan Kota terkait dengan isu lingkungan hidup utamanya pengelolaan sampah dan kesehatan termasuk penggunaan aplikasi berbasis teknologi. Sedangkan Nur Rohmah Hidayah mengatakan dengan masuknya Makassar sebagai jaringan ASCN, Kota Makassar dapat mengambil manfaat untuk bekerja sama dengan kota-kota mitranya di ASEAN maupun dengan kota-kota dari Negara-negara Mitra ASEAN, Sedangkan Drs. Aspiannar Masrie, M. Si menyampaikan Makassar juga harus mengangkat kearifan lokal yang ada di Makassar dalam membangun kotanya. Ujang Solihin Sidik dari Direktorat Pengelolaan Sampah, KLHK dan Prof Dr. Ir. Ananto Yudono, M.Eng menyoroti pengelolaan sampah dalam pembangunan Kota, terutama sampah plastik dan tata kota yang berbasis lingkungan

Usai acara dilakukan pertemuan dan media briefing kepada sekitar 10 awak media setempat. Untuk menjagkau masyarakat lebih luas terutama generasi muda, malam harinya diadakan Talk Show di I Radio, 96.0 FM Makassar dengan topik yang sama. Sedangkan pada tanggal 23 November 2018, Direktorat KSBA mengadakan kunjungan ke SMAN I Makassar untuk memperkenalkan ASEAN dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN utamanya isu lingkungan, pemuda dan kesehatan kepada kurang lebih 70 orang murid-murid, Guru dan Kepala Sekolah.