Jakarta– Pertemuan Tingkat Pejabat Senior 17th ASEAN-Canada Dialogue tahun ini (11 Agustus 2020) diselenggarakan dalam format video conference. Pertemuan yang dipimpin Kanada dan Myanmar (co-chairs) telah membahas kerja sama ASEAN-Kanada di bidang penanggulangan terorisme dan kekerasan ekstremkeamanan siber, inisiatif untuk integrasi ASEAN, membangun konektivitas dan pembangunan berkelanjutan, pertukaran masyarakat, isu-isu di kawasan hingga kerja sama perdagangan dan investasi. Pertemuan juga difokuskan pada kerja sama yang dapat dijajaki ASEAN dan Kanada dalam upaya penanganan pandemi.

“ASEAN pada dasarnya merupakan kawasan yang diisi oleh berbagai kepentingan dan persaingan besar, tantangan geo-ekonomi di Laut Cina Selatan, Semenanjung Korea hingga masalah politik dan kemanusiaan di Rakhine State telah memberikan pengaruh terhadap arsitektur regional saat ini, terlebih di tengah-tengah pandemic saat ini", demikian disampaikan Jose Tavares diawal intervensi.

Indonesia jelaskan bahwa ASEAN telah memiliki berbagai mekanisme dan instrumen yang terus memungkinkan dialog dan menciptakan ruang untuk membahas kerja sama. ASEAN berhasil mempertahankan hubungan baik (good and healthy relations) dengan mitra wicara termasuk RRT dan AS sebagai major powers. Fakta ini telah mendorong semakin banyak negara yang tertarik berinteraksi dan mengembangkan kerja sama dengan ASEAN. Tercatat peningkatan jumlah negara yang melakukan aksesi terhadap Treaty of Amity and Cooperation (TAC). Demikian pula terjadi peningkatan jumlah negara yang mengajukan permohonan menjadi Mitra ASEAN baik mitra pembangunan, mitra sektoral maupun mitra dialog.

“Untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, ASEAN telah memiliki ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang menjadi 'kompas' untuk menentukan arah kolaborasi dengan mitra wicara. AOIP mengedepankan prinsip-prinsip keterbukaan, transparansi, inklusivitas, ASEAN centrality, dan menjunjung tinggi hukum internasional, kedaulatan, serta TAC", demikian ditambahkan Dirjen Tavares.

AOIP dapat dijadikan acuan dalam pengembangan kerja sama ASEAN-Kanada, khususnya dalam pencapaian SDGs 2030, kerja sama ekonomi dalam menangani dampak pandemi, dan kerja sama untuk mencapai integrasi regional yang dapat menciptakan kawasan yang damai dan aman.         

Pada agenda lain, diharapkan kerja sama dapat diarahkan dalam penguatan cyber security melalui ASEAN Smart City Network dengan Kanada, terlebih di masa new normal yang sangat bergantung pada teknologi.

Kanada telah menjadi mitra wicara ASEAN sejak 1977. Kerja sama ASEAN dan Kanada terjalin dalam 3 pilar utama ASEAN yang mencakup kerja sama counter-terrorism and violent extremism, pengembangan SDM dan UMKM, serta pencapaian SDGs 2030. Kanada menerapkan feminist approach dalam pembentukan kebijakan internasional. Isu perempuan terlihat menjadi prioritas dalam beberapa skema kerja sama ASEAN-Kanada.