Jakarta, 25 Oktober 2018: Hubungan antar manusia atau people-to-people contact adalah kunci sekaligus fondasi kuat bagi hubungan ASEAN – Mercosur. Hal tersebut disampaikan Dubes Niniek Kun Naryatie dalam presentasi mengenai “ASEAN-Mercosur: Challenges & Opportunities" di Universitas Pelita Harapan, Jakarta (25/10).

Menurut Dubes Niniek, hubungan kerjasama dan perdagangan merupakan buah dari relasi yang kuat antar negara dan antar kawasan, untuk itu yang terlebih dulu dipersiapkan adalah fondasi, atau tanah yang kuat agar kerjasama itu bertumbuh. Dalam hal ini, hubungan antar manusia adalah salah satu yang terpenting.

“Aktor hubungan antar negara adalah manusia, hubungan dagang dilakukan oleh manusia, ekonomi digerakan oleh manusia, sehingga mustahil kerjasama bi-regional ASEAN – Mercosur dilakukan dengan menghiraukan unsur manusia", jelas Dubes Niniek.

Salah satu contoh hal yang dapat memperkuat people-to-people contact di antara kawasan adalah mempermudah perjalanan dan menghilangkan travel barriers yang tidak perlu. “Saya tidak dapat membayangkan para pengusaha dan kaum bisnis dapat menjalankan usaha mereka dengan lancar dan nyaman apabila terdapat prosedur visa yang berbelit dan panjang dengan negara asal counterparts", tegas Niniek.

Apabila dapat dipemudah kenapa dipersulit, bukan sebaliknya, sambung Dubes Niniek. Selain hubungan antar manusia, penting untuk dapat mulai dipikirkan kerjasama yang konkret dibidang pemenuhan SDGs di antara kedua wilayah. “Kedua wilayah tentunya tengah berjuang untuk memenuhi target SDGs 2030, atas dasar tersebut keduanya dapat mencari bentuk-bentuk kerjasama yang konkret dan do-able".

Seminar yang diselenggarakan oleh Universitas Pelita Harapan merupakan program kegiatan ASEAN-Mercosur Cathedra (ASEAN – Mercosur Chair) yang telah diresmikan pada tahun 2017 di Universidad Catholica de Uruguay (UCU).

Selengkapnya: Kementerian Luar Negeri RI