Singapura: Pertemuan Tahunan ASEAN dengan Russia  di Singapura, Indonesia didaulat menjadi koordinator kemitraan ASEAN-Rusia untuk 2018-2021(2/8). “Saat ini kita menghadapi ancaman keamanan, baik traditional maupun non-traditional security threat. Sebagai country coordinator Kemitraan ASEAN-Russia mendatang, Indonesia mengusulkan tiga area prioritas kerja sama yaitu kontra terorisme, keamanan siber dan penanggulangan bencana alam". Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno  L.P. Marsudi dalam sambutannya.

Pertemuan ASEAN-Rusia tersebut dipimpin bersama oleh Menteri Luar Negeri Laos, Saleumxay Kommasith sebagai Koordinator Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Rusia untuk periode 2015-2018, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov.

“Dalam isu terorisme, kita menghadapi trend baru misalnya dengan maraknya pelaku teror wanita dan anak. ASEAN dan Rusia perlu menjadi true partner dalam mempromosikan strategi penanganan terorisme yang komprehensif, yang mengedepankan pendekatan hard and soft approaches. Sementara itu, kerja sama penanganan siber juga perlu diperkuat, misalnya dengan program peningkatan kapasitas bagi aparat penegak hukum", lanjut Menlu Retno.

Menutup intervensinya, Menlu Retno menghimbau kerjasama  seluruh pihak agar dapat  mempercepat implementasi kerja sama kongkret ASEAN dan Rusia yang tercantum dalam ASEAN-Russia Plan of Action (POA) 2016-2020, yang akan berakhir 2 tahun mendatang. Saat ini implementasi kegiatan POA baru mencapai 42%.

Dalam tanggapannya, Menlu Lavrov menyambut baik usulan prioritas kerja sama tersebut. Menlu Lavrov yang juga menyampaikan bahwa Indonesia dan Rusia akan bertindak selaku Ketua Bersama ARF Inter-Sessional Meeting on Counter Terrorism and Trans National Crime (CTTC) periode 2019-2020. Rusia dalam pertemuan tersebut juga meminta dukungan rencana penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-4 ASEAN-Rusia yang diusulkan diselenggarakan disela rangkaian KTT ASEAN ke-33 di Singapura pada November 2018 nanti.

Selain isu-isu di atas, Pertemuan juga membahas berbagai hal termasuk perlunya upaya peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan ASEAN-Rusia, misalnya melalui potensi kerja sama antara ASEAN dengan blok perdagangan Eurasian Economic Union (EAEU) dan Shanghai Cooperation Organization (SCO). Isu pendidikan juga menjadi perhatian kemitraan ASEAN-Rusia termasuk dalam meningkatkan pemberian beasiswa bagi mahasiswa ASEAN belajar di Rusia.

Di hari yang sama, Menlu Retno juga menghadiri beberapa pertemuan PMC lainnya dengan negara mitra lainnya, yaitu Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, dan Selandia Baru. Kerja sama ASEAN-Rusia telah dimulai semenjak tahun 1991 dan Rusia secara resmi menjadi mitra wicara (dialogue partner) ASEAN pada tahun 1996. Total perdagangan ASEAN-Rusia pada tahun 2017 mencapai US$16.74 miliar, menjadikannya mitra dagang terbesar ke-delapan bagi ASEAN diantara Mitra Wicara ASEAN lainnya.

​Tahun 2016, telah diselenggarakan KTT Peringatan 20 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Rusia di Sochi, Rusia pada 19-20 Mei 2016 yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, dan menghasilkan Sochi Declaration: Moving Towards a Strategic Partnership for Mutual Benefit.(Sumber: Dit. Kerja Sama Eksternal ASEAN – Kemlu)

Selengkapnya: Kementerian Luar Negeri RI