Bangkok, Thailand: Konsep ASEAN Outlook on the Indo-Pacific disepakati pada Sesi Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-34 hari Sabtu, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Thailand, Y.M. Jenderal Prayut Chan-o-cha.(22/06)

Rivalitas kekuatan besar berpotensi mempengaruhi perdamaian dan stabilitas serta upaya pencapaian kemakmuran di kawasan. Saat ini adalah waktu yang tepat bagi Pemimpin ASEAN untuk menyepakati “ASEAN Outlook on the Indo-Pacific" yang mencerminkan kesatuan dan sentralitas ASEAN dalam menjunjung prinsip-prinsip perdamaian, penguatan budaya dialog, dan peningkatan kerja sama.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada semua negara anggota ASEAN yang telah memberikan kontribusi berharga dalam mengembangkan konsep ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Dengan disepakatinya Outlook ini, akan menjadi dasar bagi ASEAN dalam mengembangkan kerja sama kongkret dengan berbagai negara ke depannya" ungkap Presiden Jokowi. Para pemimpin ASEAN lainnya menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif dan kepemimpinan Indonesia dalam menghasilkan Outlook tersebut.

ASEAN Outlook on the Indo-Pacific mengusulkan 4 bidang kerja sama yaitu bidang maritim, konektivitas, pembangunan berkelanjutan dan ekonomi.

Presiden RI dalam pidatonya juga menekankan pentingnya ASEAN yang kuat, bersatu dan mampu menjadi motor perdamaian dan stabilitas. Dalam kaitan ini, Presiden RI mengimbau perlunya ASEAN menyikapi perang dagang yang berkepanjangan antar kekuatan besar yang berimbas secara luas kepada negara-negara di kawasan. Kerja sama ekonomi dengan negara mitra ASEAN juga perlu diperkuat dengan mendorong penyelesaian perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Dalam upaya integrasi ekonomi di kawasan, ASEAN diimbau untuk meminimalkan hambatan non-tarif agar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mendapatkan manfaat lebih dari integritas ekonomi kawasan.

Pada sesi retreat, Presiden RI mengangkat isu perkembangan situasi di Rakhine State. Menurutnya, komitmen bersama ASEAN sangat diperlukan dalam mengatasi isu pemulangan pengungsi ke Rakhine State. Sesuai hasil KTT ASEAN pada November 2018, ASEAN telah memberikan mandat kepada AHA Center untuk mengirim Needs Assessment Team guna mengidentifikasi area kerja sama di Rakhine State untuk memfasilitasi proses repatriasi pengungsi. Dengan telah dilaksanakannya preliminary needs assessment, disarankan agar dibuat timeframe yang jelas bagi tindak lanjut upaya tersebut. Keamanan di Rakhine State dinilai merupakan faktor kunci bagi terlaksananya proses repatriasi.

Pada rangkaian KTT ini, para pemimpin ASEAN juga melakukan pertemuan dengan perwakilan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), ASEAN Youth, dan ASEAN Business Advisory Council (ABAC).

Dalam pertemuan dengan AIPA, Presiden RI tekankan perlunya ASEAN-AIPA memajukan hak asasi manusia, perlindungan anak, pekerja migran dan demokrasi di kawasan. Untuk pertemuan dengan ASEAN Youth, Presiden  Jokowi mengimbau perlunya generasi muda berpikir inovatif dan out of the box dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan teknologi. Sementara itu, pada pertemuan dengan ABAC, Presiden RI sampaikan perlunya pihak swasta ASEAN untuk mencoba mencari peluang sambil terus memperkuat jejaring untuk memperkokoh upaya integrasi ekonomi di kawasan.

Selengkapnya: Kementerian Luar Negeri RI