KBRN, Pekanbaru : Pemerintah Provinsi Riau menjadi tuan rumah pelaksanaan 4 th Annual ASEAN Sago Symposium bertema "Sagu As Strategic Commodity of The World", Selasa (7/8/2018) di Pekanbaru, untuk mendorong negara-negara maju dan ASEAN menjadikan sagu sebagai pangan dunia.

Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman saat menyampaikan sambutan pada kegiatan itu langsung mempromosikan potensi sagu di Riau.

"Permintaan sagu Riau terus mengalami peningkatan, khususnya dari Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai daerah sentra penghasil sagu," ungkapnya.

Bahkan lanjutnya, saat ini mendapatkan olahan makanan dari sagu, seperti di restoran dan hotel sudah banyak ditemui, apalagi rasanya enak dan secara kesehatan juga sangat baik.

"Selain Riau yang bukan penghasil padi, daerah lain juga banyak membutuhkan ribuan ton beras untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk, maka sagu bisa menjadi alternatif dalam diversifikasi pangan," sarannya.

Simposium dihadiri kementerian pertanian, dinas tanaman pangan provinsi se Indoesia, perwakilan negara ASEAN, Jepang dan negara – negara maju lainnya khususnya dari Eropa.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian RI, Agung Heriyadi mengatakan pohon sagu yang hidup di hutan alam mencapai 1,25 juta hektar, dan di Sumatera mencapai 30 ribu hektar sehingga potensinya sangat besar.

"Sagu adalah salah satu komoditas unggulan di sejumlah wilayah, sehingga sejak 2013 pemerintah memfasilitasi pengembangannya melalui daftar isian pelaksanaan anggaran Ditjen Perkebunan Kementan di antaranya dengan kegiatan-kegiatan penataan dan perluasan tanaman sagu, inisiasi pengolahan, pelatihan pemberdayaan petani dan fasilitator daerah di tingkat provinsi serta bimbingan teknis pengolahan dan pemanfaatan data penginderaan jauh (pemetaan sagu) bekerja sama dengan lembaga penerbangan dan antariksa nasional," urainya.

Produk Tepung Sagu dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau juga sudah mampu merambah pasar ekspor jepang hingga 50 ton per hari yang ditandai dengan peluncuran ekspor produk sagu sebanyak 270 ton atau 15 kontainer ke Jepang, saat simposium dilaksanakan oleh Gubernur Riau, Aarsyadjuliandi Rahman, Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir dan pimpinan PT Nasional Sagu Prima (NSP) serta perwakilan perusahaan Jepang dari PT Toetsu Starch Co Ltd.

"Diterimanya produk Indonesia di Jepang menandakan tingkat produk sagu Indonesia khususnya Meranti sudah sangat memadai. Saat ini jumlah ekspor sagu ke luar negeri mencapai 850 ton per bulan, dengan perincian untuk ekspor ke Malaysia mencapai 600 ton dan Jepang sebanyak 250 ton, ada juga ke Singaura, namun ditargetkan mengalami peningkatkan 15 persen per tahun," urainya. (TS)

Selengkapnya RRI