Jakarta, Indonesia - Indonesia berhasil menyelenggarakan ASEAN Conference on Strengthening Food Security Integration di Sekretariat ASEAN (17/4) sebagai upaya mengonsolidasikan rekomendasi kebijakan dari stakeholdersdi ASEAN. Rekomendasi ditujukan untuk memperkuat dua elemen utama ASEAN Leaders' Declaration on Strengthening Food Security and Nutrition in Time of Crises yang menjadi salah satu Priority Economic Deliverables(PED) Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023. Kegiatan dihadiri oleh perwakilan badan sektoral pertanian, perdagangan, transportasi, dan keuangan ASEAN, perwakilan Timor Leste, mitra wicara ASEAN, organisasi internasional, dan akademisi. 

“Penyusunan ASEAN Leaders' Declaration on Strengthening Food Security and Nutrition in Time of Crises akan menyatukan peran seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung ketahanan pangan di ASEAN," ucap Staf Ahli Bidang Hubungan Antarlembaga, Duta Besar Muhsin Syihab dalam remarksnya.

Konflik yang berlangsung di Ukraina telah mengganggu rantai pasok pangan global yang menyebabkan kenaikan harga pangan hingga hampir 30%. Kondisi ini berdampak bagi negara anggota ASEAN yang mengalami inflasi harga pangan rata-rata sebenar 15% pada tahun 2023. Krisis yang terjadi diperparah dengan isu lingkungan, perubahan iklim, dan dampak pandemi Covid-19. Oleh karena itu, disepakati kedua elemen utama dalam deklarasi para pemimpin negara anggota ASEAN antara lain upaya membangun respons cepat dalam masa krisis serta memperkuat ketahanan sistem pangan dan agrikultur yang berkelanjutan dalam jangka panjang. 

Untuk mewujudkan tujuan dimaksud, kolaborasi antara ASEAN dengan berbagai stakeholders dalam memperkuat ketahanan pangan kawasan menjadi sangat penting. ASEAN Leaders' Declaration on Strengthening Food Security and Nutrition in Time of Crises yang ditargetkan untuk diadopsi para pemimpin ASEAN di KTT ASEAN ke-43 diharapkan memberi dorongan strategis bagi stakeholders untuk membangun mekanisme penguatan ketahanan pangan, penguatan rantai pasok regional, penekanan pertanian yang berkelanjutan, dan upaya memastikan ketahanan pangan dalam menghadapi krisis pangan regional.

Forum yang merupakan hasil kerja sama Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertanian, dan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) ini menyepakati agar respons cepat pada masa krisis dapat dilakukan dengan memfasilitasi perdagangan, memperlancar rantai pasok, serta mempercepat distribusi pangan dari hulu ke hilir. Sedangkan, untuk membangun dan mempersiapkan ketahanan pangan jangka panjang, ASEAN dinilai perlu membangun sistem pangan dan agrikultur yang kuat dengan mendorong digitalisasi, pembiayaan yang inovatif, ketahanan terhadap perubahan iklim, dan pemberdayaan petani kecil.

Sumber: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia