Indonesia resmi menjabat sebagai ketua ASEAN untuk tahun 2023. Mengangkat tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, banyak pihak yang menyandarkan harapan pada Indonesia sebagai salah satu negara pendiri ASEAN dan yang terbesar di ASEAN untuk melakukan gebrakan menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi kawasan ini.

Untuk menghadapi tantangan di sektor ekonomi, sekaligus bagian dari mandat Keketuaan ASEAN, Kementerian Keuangan mengadakan pertemuan ASEAN Single Window Steering Committee (ASWSC) ke-30 di Jimbaran, Bali pada 14-16 Maret 2023. Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan delegasi negara ASEAN, negara-negara yang merupakan mitra dialog ASEAN dan perwakilan dari Sekretariat ASEAN. Pertemuan membahas perkembangan ASEAN Single Window, aksi tindak lanjut dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, laporan dari kelompok kerja terkait dan rencana aksi untuk tahun 2023, termasuk di dalamnya pembahasan usulan target capaian ekonomi atau Priority Economic Deliverable (PED) dari Indonesia, yakni Full Implementation of Electronic Certificate of Origin (e-Form D) through the ASEAN Single Window.

PED tersebut merupakan upaya dalam mendukung peta jalan Bandar Seri Begawan (BSBR) yang juga sebagai inisiatif dari integrasi digital ASEAN. PED ini pula salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kualitas transformasi digital di wilayah Asia Tenggara dan juga berkontribusi ke tujuan ASEAN dalam mempercepat pemulihan ekonomi kawasan melalui integrasi transformasi digital.

Lebih lanjut, ASEAN Single Window (ASW) adalah sebuah infrastruktur teknologi informasi yang memungkinkan pertukaran dan pengintegrasian data dan informasi secara elektronik di antara National Single Window (NSW) Negara-negara Anggota ASEAN. Inisiatif ini disepakati oleh para pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN ke-9 yang diadakan pada Oktober 2003 di Bali.

Salah satu manfaat konkret yang diberikan adalah pertukaran dokumen Surat Keterangan Asal (SKA) Form D secara elektronik (e-Form D) melalui ASW. Dengan adanya sistem ini, masalah terkait jeda waktu antara kedatangan barang dan dokumen pendukungnya dapat dimitigasi. Hasilnya, sistem logistik barang akan lebih efisien dan cepat, namun tetap terjaga dari aspek tata kelola, administrasi dan hukum.

“Terjadinya pandemi global telah menekankan perlunya digitalisasi prosedur perdagangan melalui pengembangan Single Window. Untungnya, ASEAN sudah memiliki ASW yang sudah terbentuk sebelum pandemi COVID-19. ASEAN telah menginvestasikan sumber daya yang sangat besar, baik finansial maupun SDM dalam pengembangan dan implementasi ASW. Sekarang adalah saatnya bagi semua negara ASEAN untuk memaksimalkan penggunaan ASW sebagai bentuk dukungan atas transformasi digital dan percepatan proses logistik perdagangan antar negara ASEAN,” ungkap M. Agus Rofiudin selaku Kepala Lembaga National Single Window (LNSW), Kementerian Keuangan dalam sambutannya pada ASWSC ke-30.

Pertemuan ASWSC tahun ini akan lebih dalam mengupas partisipasi di antara negara anggota ASEAN serta dengan negara-negara mitra dialog ASEAN. Harapannya, pertemuan kali ini dapat menghasilkan rekomendasi praktis agar ASEAN mampu menjadi kawasan yang kuat dan inklusif, serta memiliki pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan demi berkembangnya Masyarakat Ekonomi ASEAN.